Teknologi Adidas Climacool
Selamat pagi .
Bi-Go.Kali ini saya akan men-share tentang Teknologi pada JERSEY atau bahan Climacool Langsung aja di simak :
Teknologi Climacool merupakan satu diantara teknologi milik Adidas yang diterapkan pada Jersey sepak bola. Biasanya, label Climacool tertera di pojok kiri bawah serta pada punggung bagian dalam jersey produksi Adidas. Seperti apakah Teknologi Climacool tersebut ?.
Sebuah riset dilakukan Adidas pada tahun 2011 hingga 2012 guna mempersiapkan sebuah jersey yang akan digunakan oleh tim peserta EURO 2012 yang mampu menjaga stamina pemain yaitu dengan cara menekan semaksimal mungkin keluarnya keringat tubuh yang disinyalir mengakibatkan penurunan dari sisi stamina. Adidas mempelajari fisiologi termal manusia atau bagaimana orang bereaksi terhadap panas yang disebabkan oleh reaksi tubuh (body reaction) maupun oleh cuaca dan ruang (weather and space)
Pemetaan terhadap tubuh atlet Pria dan Wanita pun dilakukan Adidas untuk mengidentifikasi dengan tepat pada bagian tubuh manakah manusia memproduksi keringat dengan intensitas terendah hingga yang tertinggi pada tingkat latihan yang berbeda, kondisi yang berbeda, jenis atlet yang berbeda pada tipe tubuh, jenis kelamin dan usia. Berdasarkan penelitian ini, Adidas melakukan riset penggunaan bahan serta design yang tepat untuk mengatasi sirkulasi panas tubuh mengingat menghapus panas tubuh atlet dalam sebuah aktifitas olahraga merupakan hal yang mustahil dilakukan. Dari sini Adidas menyimpulkan penggunaan kain (yg dalam istilah mereka) dikenal dengan nama moisture-wicking : serat konduktif yang terdiri dari benang belapis perak dan kain tiga dimensi terstruktur guna mengendalikan panas dan titik keringat tubuh. Kain moisture-wicking diklaim pihak Adidas mampu menjaga atlet tetap dingin dan kering dengan mengalirkan serta membuang keringat dari kulit.
Adidas menggunakan bahan fiber khusus yang disebut X-Statis yang terletak dibagian belakang kemeja dalam bentuk semacam ‘rongga/celah udara’ yang berfungsi untuk menarik panas tubuh berlebih keluar, mengingat bagian pundak manuasia merupakan zona penghasil panas yang bersifat kritis/sensitif yang juga berfungsi sebagai media yang dilalui tubuh untuk mengirimkan sinyal menuju ke otak. Lalu jika ada pihak yang mengatakan bahwa bahan dasar jersey ini adalah Polyester, sebetulnya hal ini merujuk pada subject penamaan general dan tidak seratus persen salah, sebab hanya Adidas saja yang memang mangadopsi penamaan X-Statis maupaun Moisture-Wicking, dan istilah ini tidak diadopsi oleh brand lain.
Melalui press conference, Adidas menyatakan bahwa bahan dasar yang mereka gunakan adalah Polyester yang telah mereka kembangkan sendiri dengan prinsip dasar hasil penelitian mereka yang pada akhirnya melahirkan teknologi Climacool. Hal menonjol yang ada pada Jersey Adidas ber-teknologi Climacool adalah ringan, cukup dingin dirasakan tubuh, serta dirasa lebih lembut. Beberapa titik tubuh mampu merasakan perbedaan yang cukup kentara dalam menyerap teknologi Climacool. Warna jersey berteknologi Climacool pun juga lebih mengkilat.
Namun bukan berarti teknologi ini tidak memiliki kelemahan. Pada temperatur iklim tropis, jersey ini tidak mampu memberi ‘ruang’ dingin yang cukup bagi tubuh. Aliran keringat pun lebih terkesan ‘membanjir’ pada area tubuh tertentu. Kain 3D yang melekat pada beberapa titik baju menjadi titik lemah pada daya tahan pada Jersey yang menggunakan teknologi ini. Dibanding teknologi produsen lain, jersey Adidas Climacool lebih mudah kusut jika salah dalam cara membersihkannya (mencuci) – Jangan gunakan mesin cuci.
Namun diantara sekaian apparel jersey sepak bola yang ada, nama Adidas merupakan satu diantara 5 besar pabrikan dunia yang memproduksi jersey juga perlengkapan olahraga yang memberi prestis tinggi bagi yang mengenakannya. Terlepas dari fungsi sponsorship tim, deretan klub maupun negara besar lebih memilih nama besar Adidas sebagai produsen Jersey kebesaran mereka, diantaranya Real Madrid, Chelsea, AC Milan, Bayern Munchen, Spanyol, Jerman, Swedia, dan Yunani. Pada intinya, Teknologi Climacool merupakan perubahan yang dilakukan oleh Adidas pada sektor teknologi garment dan design perlengkapan olahraga yang diproduksi dan digunakan oleh Adidas.
Sebuah riset dilakukan Adidas pada tahun 2011 hingga 2012 guna mempersiapkan sebuah jersey yang akan digunakan oleh tim peserta EURO 2012 yang mampu menjaga stamina pemain yaitu dengan cara menekan semaksimal mungkin keluarnya keringat tubuh yang disinyalir mengakibatkan penurunan dari sisi stamina. Adidas mempelajari fisiologi termal manusia atau bagaimana orang bereaksi terhadap panas yang disebabkan oleh reaksi tubuh (body reaction) maupun oleh cuaca dan ruang (weather and space)
Pemetaan terhadap tubuh atlet Pria dan Wanita pun dilakukan Adidas untuk mengidentifikasi dengan tepat pada bagian tubuh manakah manusia memproduksi keringat dengan intensitas terendah hingga yang tertinggi pada tingkat latihan yang berbeda, kondisi yang berbeda, jenis atlet yang berbeda pada tipe tubuh, jenis kelamin dan usia. Berdasarkan penelitian ini, Adidas melakukan riset penggunaan bahan serta design yang tepat untuk mengatasi sirkulasi panas tubuh mengingat menghapus panas tubuh atlet dalam sebuah aktifitas olahraga merupakan hal yang mustahil dilakukan. Dari sini Adidas menyimpulkan penggunaan kain (yg dalam istilah mereka) dikenal dengan nama moisture-wicking : serat konduktif yang terdiri dari benang belapis perak dan kain tiga dimensi terstruktur guna mengendalikan panas dan titik keringat tubuh. Kain moisture-wicking diklaim pihak Adidas mampu menjaga atlet tetap dingin dan kering dengan mengalirkan serta membuang keringat dari kulit.
Adidas menggunakan bahan fiber khusus yang disebut X-Statis yang terletak dibagian belakang kemeja dalam bentuk semacam ‘rongga/celah udara’ yang berfungsi untuk menarik panas tubuh berlebih keluar, mengingat bagian pundak manuasia merupakan zona penghasil panas yang bersifat kritis/sensitif yang juga berfungsi sebagai media yang dilalui tubuh untuk mengirimkan sinyal menuju ke otak. Lalu jika ada pihak yang mengatakan bahwa bahan dasar jersey ini adalah Polyester, sebetulnya hal ini merujuk pada subject penamaan general dan tidak seratus persen salah, sebab hanya Adidas saja yang memang mangadopsi penamaan X-Statis maupaun Moisture-Wicking, dan istilah ini tidak diadopsi oleh brand lain.
Melalui press conference, Adidas menyatakan bahwa bahan dasar yang mereka gunakan adalah Polyester yang telah mereka kembangkan sendiri dengan prinsip dasar hasil penelitian mereka yang pada akhirnya melahirkan teknologi Climacool. Hal menonjol yang ada pada Jersey Adidas ber-teknologi Climacool adalah ringan, cukup dingin dirasakan tubuh, serta dirasa lebih lembut. Beberapa titik tubuh mampu merasakan perbedaan yang cukup kentara dalam menyerap teknologi Climacool. Warna jersey berteknologi Climacool pun juga lebih mengkilat.
Namun bukan berarti teknologi ini tidak memiliki kelemahan. Pada temperatur iklim tropis, jersey ini tidak mampu memberi ‘ruang’ dingin yang cukup bagi tubuh. Aliran keringat pun lebih terkesan ‘membanjir’ pada area tubuh tertentu. Kain 3D yang melekat pada beberapa titik baju menjadi titik lemah pada daya tahan pada Jersey yang menggunakan teknologi ini. Dibanding teknologi produsen lain, jersey Adidas Climacool lebih mudah kusut jika salah dalam cara membersihkannya (mencuci) – Jangan gunakan mesin cuci.
Namun diantara sekaian apparel jersey sepak bola yang ada, nama Adidas merupakan satu diantara 5 besar pabrikan dunia yang memproduksi jersey juga perlengkapan olahraga yang memberi prestis tinggi bagi yang mengenakannya. Terlepas dari fungsi sponsorship tim, deretan klub maupun negara besar lebih memilih nama besar Adidas sebagai produsen Jersey kebesaran mereka, diantaranya Real Madrid, Chelsea, AC Milan, Bayern Munchen, Spanyol, Jerman, Swedia, dan Yunani. Pada intinya, Teknologi Climacool merupakan perubahan yang dilakukan oleh Adidas pada sektor teknologi garment dan design perlengkapan olahraga yang diproduksi dan digunakan oleh Adidas.